¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤

¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤

Lujan Zoo - Kebun Binatang Paling Berbahaya di Dunia

0 komentar

Quote:
Quote:
Lujan Zoo - Kebun binatang paling berbahaya di dunia. Kalau kebun binatang lain menerapkan pengaman ekstra ketat terhadap para pengunjung, beda dengan Lujan Zoo. Kebun binatang yang terletak di kota Buenos Aires, Argentina.
Quote:
Quote:

Kebun binatang ini justru memberi kebebasan pada binatang-binatangnya juga pengunjung untuk saling menyentuh. Bahkan di kebun bintang ini para pengunjung dapat menunggang singa, harimau, mendekap beruang. Tidak heran kalau sikap pengelola ini memicu kontroversial dan protes dari masyarakat. Pengunjung juga boleh ikut memberi makan pada binatang-binatang predator itu.


Kebun Binatang Paling Berbahaya di Dunia

Untuk mendapat sensasi pengalaman yang menegangkan itu, tentunya tidak gratis. Selain pengunjung dikenakan tiket masuk sekitar 5 poundsterling (sekitar Rp 85 ribu), untuk masuk ke lokasi singa-macan, atau binatang buas lainnya, ada tarifnya. Tiap orang harus membayar 50 dolar AS, juga menandatangani surat pernyataan, bahwa, pengelola tidak bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu terhadap pengunjung, misalnya, pengunjung digigit atau bahkan di makan binatang buas itu.

Meski tiket masuk kandang binatang buas lumayan mahal sekitar Rp 605 ribu (kurs 1 dolar AS Rp 11.000), serta risiko nyawa melayang, namun banyak pengunjung tetap penasaran mencoba. Buktinya untuk masuk ke kandang dan menjajal menunggang singa, macan, beruang, dll, mereka harus ngantri.


Quote:


Mungkin di dunia, hanya kebun binatang inilah yang memberi kebebasan sepenuhnya kepada pengunjung juga binatang untuk saling berinteraksi. Juga, mungkin, inilah kebun binatang satu-satunya di dunia yang dinilai tidak mengindahkan keselamatan pengunjung juga binatang-binatang koleksinya. Pengunjung dibiarkan menjaga keselamatannya sendiri.


Quote:
Di sini, nyawa seolah tidak penting. Dengan menandatangani surat pernyataan itu, pengunjung seolah 'menandatangani kematiannya' dan tidak bisa menuntut karena itu adalah kemauannya sendiri. Di sisi lain, pengelola juga menghadapi risiko kalau binatang koleksinya terluka karena banyak juga dari binatang itu masih berupa anakan (bayi).


Quote:
Para pengunjung dengan wajah sumringah berdekatan bahkan memeluk singa atau macan, mendekap beruang. Atau anda juga bisa melihat foto-foto yang saya upload di sini, bagaimana dekatnya manusia dengan hewan-hewan buas itu. Sudah pasti, konsep 'kebebasan' ini menimbulkan pro kontra di kalangan masyarakat. Apalagi, pengelola tidak memberi batasan usia bagi pengunjung yg ingin masuk kandang binatang. Anak-anak pun boleh, tapi lagi-lagi, risiko ditanggung sendiri.


Quote:
Salah satu protes yang masuk adalah dari Yayasan Perlindungan Hewan-- The Born Free Foundations-- setempat yang menyatakan, pengelola bersalah melakukan hal itu, mereka juga menyerukan agar wisatawan tidak masuk ke kandang binatang buas. Will Travers, Direktur The Born Free Foundations mengatakan, "Saya telah melihat web kebun binatang Lujan, saya khawatir suatu ketika akan terjadi kecelakaan mengerikan di sana," katanya.


Quote:
"Dengan menganjurkan pengunjung mendapatkan pengalaman 'luar biasa' dengan mendekati binatang-binatang buas itu, kebun bintang itu telah menempatkan nyawa pengunjungnya dalam risiko luar biasa. Maut adalah taruhannya," tandasnya. "Siapa pun tahu kalau singa, harimau, adalah binatang-binatang buas dan sikapnya tidak bisa diprediksi. Sekilas terlihat baik, tapi ke depannya belum tentu,' tegasnya. Sejauh ini memang belum terdengar adanya insiden serius/fatal yang terjadi di sana.

Melihat Kemegahan Masjid Al-Irsyad

0 komentar

Quote:
Quote:


Sejak diresmikan 2010 lalu, bangunan ini sudah mencuri perhatian tidak hanya warga sekitar tetapi juga di dunia maya. Masjid yang terletak di Padalarang ini masuk 5 besar "Building Of The Year 2010" oleh National Frame Building Association. Acara akbar yang melibatkan para arsitek di seluruh dunia ini menempatkan Masjid Al Irsyad dalam kategori religious architecture. Menurut ArchDaily, situs publikasi arsitektur terpopuler, Masjid Al Irsyad cukup populer di antara tempat ibadah yang lain dan hanya dikalahkan oleh Gereja Tampa Covenant, Florida, Amerika serikat.

Jika umumnya masjid memiliki kubah atau menara, tidak dengan Masjid Al Irsyad. Masjid yang dirancang oleh Ridwan Kamil, arsitek kenamaan Indonesia ini didesain mirip Ka'bah, berbentuk kubus dengan warna abu-abu. Desainnya sederhana, tidak banyak ornamen namun tetap memiliki keindahan tersendiri.

Dinding masjid terbuat dari batu bata yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk celah yang terbaca sebagai dua kalimat syahadat. Selain memiliki fungsi artistik, lubang-lubang ini juga berfungsi sebagai ventilasi udara. Menjelang malam ketika lampu di dalam masjid mulai dinyalakan, sinar lampu akan menerobos celah ventilasi sehingga jika dilihat dari luar tampak seperti masjid yang memancarkan cahaya berbentuk kalimat syahadat. Sangat mengagumkan.
Code:
Architects: PT. Urbane Indonesia Location: Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Jawa Barat, Indonesia Principal Architect: M. Ridwan Kamil Project Team: Fahry Adhitya Client: PT. Belaputera Intiland Site Area: 8,000 sqm Project Area: 970 sqm Project Year: 2010 Photographs: Emilio Photoimagination 
Quote:

Quote:
Keindahan tidak hanya tampak dari luar masjid. Di dalam masjid terdapat 99 lampu bulat berukir asmaul husna yang jika dinyalakan, cahayanya akan membentuk siluet nama-nama suci Allah SWT. Terasa sekali kemegahannya.

Masjid Al Irsyad juga seolah ingin mendekatkan kita pada alam. Lantai tepi mimbar dimanfaatkan untuk kolam di lantai. Suara gemericik air kolam memberikan suasana teduh yang dapat menambah ketenangan ketika beribadah. Dinding di belakang mimbar juga dibiarkan terbuka sehingga jama'ah dapat menikmati pemandangan Padalarang yang menyegarkan.

Didirikan di atas lahan seluas 1.100 meter persegi, masjid berkapasitas 1.500 jama'ah ini selain menjadi tempat ibadah juga menjadi tujuan wisata tak hanya bagi para sekitar Bandung dan Jakarta tetapi juga mancanegara.
Quote:

Pics Masjid Al-Irsyad
Quote:
Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:

Spoiler for Al-Irsyad:


Quote:

Quote:

Wisata religi
Masjid Al Irsyad berdiri di atas lahan 1.100 meter persegi, dengan luas tanah keseluruhan 1 hektare lebih. Berkat keunikan bangunannya itu, jemaah yang datang tidak didominasi warga Bandung dan sekitarnya, tapi juga dari Jakarta, luar Pulau Jawa, bahkan sampai mancanegara.

“Turis asal Malaysia sempat datang ke Masjid Al Irsyad. Para turis ini sempat menyatakan kekagumannya atas bentuk arsitektur bangunan Masjid Al Irsyad. Banyaknya orang luar Bandung yang datang secara tidak langsung menjadikan Masjid Al Irsyad sebagai salah satu tempat wisata religi baru,”

Masjid Al Irsyad mulai dibangun 7 September 2009 dan selesai 27 Agustus 2010. Bentuk bangunan berupa kotak atau kubus ini merupakan buah karya Ridwan Kamil, salah seorang arsitek ternama di Indonesia. Imam terkenal yang sering menjadi imam masjid antara lain Ustaz Muhamad Suhud seorang Al-Hafiz (penghafal Alquran), dan Ustaz Mutakin Kirman, Lc.

Batik Gedog Tuban Kaya Makna, Fungsi Dan Sejarahnya

0 komentar

Quote:



Sejarah Batik Gedog

Salah satu jenis batik yang ada di negeri tercinta Indonesia ini adalah "Batik Gedog" yang berasal dari daerah Tuban Provinsi Jawa Timur. Singkat cerita begini...

BATIK gedog tidak bisa dilepaskan dari sejarah Tuban. Batik ini kali pertama dibawa langsung Laksamana Cheng Ho dari China (kini Tiongkok) pada masa pemerintahan Majapahit. Nuansa China dari batik ini sangat melekat. Itu terlihat dari gambar burung Hong yang menjadi kekhasan batik tersebut.

Setelah masuk Tuban, batik ini diadopsi Ki Jontro, pengikut Ronggolawe. Saat Ronggolawe memberontak Majapahit, dia dan pengikutnya bersembunyi di hutan. Dalam persembunyian itulah, Jontro yang kemudian namanya dipakai nama alat tenun tradisional membuat pakaian untuk pasukannya. Semula, pakaian dari kain tenun tersebut bermotif garis-garis sesuai alur benang. Namun, setelah terpengaruh batik Lokcan dari Laksamana Cheng Ho, kain tenunnya dibatik seperti batik tersebut. Nama gedog kemudian diambil dari bunyi proses penenunan yang berbunyi gedog.

Di zaman Sunan Bonang, batik ini juga dipakai oleh pengikutnya. Kini, sebagian batik peninggalan pengikut Sunan Bonang itu disimpan di museum Kambang Putih.

Saat ini perkembangan batik gedog cukup pesat. Tak hanya Tuban, namun batik model ini juga diminati masyarakat luar Tuban. Dengan harga terjangkau, mereka bisa dengan mudah mendapatkan batik yang diproduksi di wiyalah Kecamatan Kerek ini.

Karena peminat cukup tinggi, akhirnya masyarakat Bumi Ronggolawe pun mencoba menjual batik gedog ini di kompleks makam Sunan Bonang untuk dijajakan pada para peziarah makam salah satu wali songo ini. Lisa, 33, salah satu penjual batik gedog di kompleks makam Sunan Bonang mengaku, setiap hari dirinya berhasil menjual sekitar 100 potong batik gedog. ''Bahkan, kalau Minggu, bisa sampai 200 potong lebih,'' kata perempuan asli Tuban ini.
Quote:
Quote:
Batik gedog Tuban kaya motif, warna dan fungsi. Satu ibu rumah tangga di Tuban memiliki lima lembar kain batik untuk berbagai keperluan berbeda. Di Tuban, terdapat 100 ragam motif batik, 40 diantaranya sudah dipatenkan pemerintah daerah setempat sebagai upaya pelestarian budaya. Yang juga khas dari batik Tuban adalah konsistensi perajin untuk melestarikan batik tulis. Mudah saja membedakan batik Tuban, karena batik yang diaplikasikan pada kain tenun hingga katun, kebanyakan adalah batik tulis. Hanya beberapa perajin saja yang masih mengaplikasikan batik cap di Tuban.
Quote:
Masyarakat Tuban, Jawa Timur, mengenal batik dengan sebutan batik gedog. Gedog berasal dari bunyi dog-dog yang berasal dari alat menenun batik. Perajin batik di Tuban, secara turun temurun membatik pada kain tenun. Proses pembuatan batik gedog Tuban butuh waktu sekitar tiga bulan. Pasalnya, perajin harus melewati proses panjang memintal benang, menenun, membatik dan pewarnaan dengan bahan alami.

Kekhasan batik tulis tenun Tuban inilah yang dipertahankan perajin dan kolektor selendang lokcan, Uswatun Hasanah. Uswatun fokus menggeluti dunia membatik dan membuka kursus membatik sejak 1993. Di bawah bendera Batik Tulis Tenun Gedog Sekar Ayu, ibu satu anak ini membina 200 perajin di desa Kedungrejo, kecamatan Kerek, kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Quote:
“Ada 200 perajin di desa Kedungrejo dan sekitarnya. Hanya ada 20 perajin yang bekerja di rumah, selebihnya ibu perajin bekerja di rumah masing-masing. Anak-anak perempuan kelas dua SD juga dilatih membatik dan mereka sudah bisa mendapatkan penghasilan dari membatik. Mereka bisa bersekolah dengan uang sendiri. Meski membatik, anak-anak harus tetap pulang saat waktunya belajar atau mengaji,” jelas Uswatun kepada Kompas Female usai bincang-bincang pada acara Pameran Kain Tradisional Indonesia di Museum Tekstil, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Di tangan para perempuan perajin batik, tua dan muda, inilah batik Tuban kembali punya nama. Dulunya hanya ada tiga desa yang menghasilkan batik khas Tuban. Namun kini, terdapat 20 desa perajin batik di kabupaten Tuban. Dalam satu minggu, perajin binaan Uswatun bisa menghasilkan 300 lembar kain batik. Hasilnya di pasarkan kebanyakan ke Bali.
Quote:
Ragam motif dan fungsi
Batik tulis tenun Tuban terbagi dua model, kain berukuran dua meter (tapih) dan selendang. Soal fungsi, kain batik Tuban biasanya digunakan sebagai hantaran pernikahan dari pihak laki-laki kepada mempelai perempuan. Bagi masyarakat yang berada, calon pengantin laki-laki biasanya membawa 100 lembar kain batik Tuban. “Paling sedikit pihak laki-laki membawa lima lembar kain batik sebagai hantaran pernikahan,” lanjut Uswatun. Sementara selendang, biasanya digunakan kaum ibu untuk menggendong bakul saat ke pasar atau ke sawah. Namun ada juga selendang yang khusus digunakan untuk menghadiri acara resmi. Karena batik Tuban punya nilai tinggi, masyarakat Tuban biasanya menyimpan kain batik untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
Quote:
Mengenai motif, Uswatun menjelaskan, batik Tuban dikenal dengan motif panjiserong, panjiori atau panjikrendil. Motif inilah yang dulunya dimiliki oleh kalangan priyayi. Namun kini, batik Tuban bisa dinikmati dan dikoleksi berbagai kalangan dan lapisan masyarakat, tanpa mengenal status sosial. Ragam motif kain batik Tuban bisa dimiliki siapa saja yang mampu. Pasalnya, kain batik tulis tenun Tuban memiliki harga mulai Rp 800.000. Meski begitu, berbagai motif batik Tuban juga bisa dinikmati masyarakat dengan harga lebih murah. Perbedaannya di bahan dasar kainnya. Motif panji-panjian ini juga bisa diaplikasikan pada bahan katun atau blacu. Alhasil, harganya pun menjadi lebih terjangkau, mulai Rp 40.000. Selain motif panji, kain batik (tapih) dalam bentuk sarung maupun kain panjang di Tuban juga memiliki motif religi seperti kijing miring dan ilir-ilir.
Quote:
Selendang batik Tuban juga sama uniknya. Di Tuban dikenal selendang selimun, lokcan dan kembang waluh. Selendang selimun dipercaya memiliki keampuhan menyembuhkan demam. Masyarakat biasanya menggunakan selendang selimun untuk menyelimuti seseorang yang demam tinggi, untuk menurunkan panas. Logikanya, kata Uswatun, selendang yang dibuat dengan proses pemintalan benang, penenunan, hingga pewarnaan, semuanya menggunakan bahan alami. Bahan dasar pembuatan batik Tuban berasal dari kayu-kayuan dan tanaman yang ditanam sendiri oleh para perajin.
Quote:
Lain lagi dengan selendang lokcan yang mendapat pengaruh dari China. Selendang ini digunakan masyarakat setempat untuk menyelimuti seseorang yang disengat kalajengking. Lain lagi dengan selendang waluh, biasanya masyarakat setempat menggunakan selendang ini untuk upacara ritual membuang sial.

Kain dan selendang batik tulis tenun Tuban biasanya berwarna kecoklatan. Warna gelap menjadi ciri khas batik gedog dari Tuban. Meski begitu, Anda juga bisa menemui batik Tuban berwarna cerah. Namun biasanya, batik warna cerah menggunakan bahan lain di luar kain tenun.

Di luar berbagai tradisi budaya setempat dalam memandang fungsi selendang batik ini, sejatinya batik Tuban punya kharisma dan keindahan yang khas dan unik. Selembar kain batik tenun tulis Tuban mewakili kreativitas perajin yang tak pernah mati, selain juga kegiatan membatik yang mengandalkan bahan dasar dari alam.

SMS gratis

0 komentar


¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤

¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤══¤
Review http://greensworldmind.blogspot.com/ on alexa.com
Review http://greensworldmind.blogspot.com/ on alexa.com
moza developers